Cerita Perjalanan Pembentukan PKam Doka Nata

Refleksi oleh Dominggus Djolem
BPAN Aru


Sebagian besar komunitas masyarakat adat yang tersebar diseluruh pelosok-pelosok Nusantara menjadi miskin dan tertindas dikarenakan sumber-sumber kehidupan mereka dirampas. Tanah mereka di rampas untuk berbagai proyek pembangunan seperti perkebunan sawit, pertambangan, HPH, Konservasi dan lain-lain. Menjadi pengalaman terbesar kami masyarakat adat Aru yaitu penolakan besar-besaran dari masyarakat adat Aru terhadap PT. Menara Grup yang datang ke Aru dengan tujuan penanaman tebu, dan juga saat ini perusahaan PT. MG yang bergerak dalam perdagangan karbon yang ingin merampas hak-hak Masyarakat Adat Aru. Saat ini perusahaan tersebut sedang mengurus amdal di 10 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Aru.
Hal ini menjadi pengalaman yang menyedihkan bagi Masyarakat Adat Aru khususnya Masyarakat Adat Marafenfen pada saat itu.

Oleh karena itu kami sebagai pemuda adat Aru yang bergabung dalam Kepengurusan Organisasi Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Daerah Kepulauan Aru. Merasa penting adanya perlindungan terhadap hak-hak Masyarakat Adat Aru, maka diselenggarakanlah Jambore Daerah Ke-II BPAN ARU dengan tema : “Gerakan Pulang Kampung Memperkuat Jati Diri Pemuda Adat Aru” yang dihadiri oleh 10 komunitas adat. Melalui jambore ini kami bersepakat untuk mendeklarasikan pembentukan Pengurus Kampung BPAN di empat (4) Komunitas Masyarakat Adat Aru yaitu Komunitas Adat Doka Nata, Komunitas Adat Kumul, Komunitas Adat Erersin Nata dan Komunitas Adat Siya. Selain itu BPAN Aru melakukan reorganisasi pada Pengurus Kampung BPAN Rebi karena kami merasa penting hadirnya BPAN di seluruh Komunitas Masyarakat Adat Aru.

Perjalanan Dewan Pemuda Adat Nusantara (DePAN) Region Maluku, Said Arloy bersama BPAN Kepulauan Aru.

Dengan demikian pada hari rabu, 7 Juni 2023, Barisan Pemuda Adat Nusantara (PD BPAN ARU dan DePAN Region Maluku, Said Lajali Arloy) melakukan perjalanan dari Pelabuhan Dobo-Serwatu. Dalam Rangka pembentukan PKam Doka Nata. Dengan menyerukan “Petakan Wilayah Adat-Mu Sebelum dipetakan Orang Lain”, jambore ini terselenggara. Edukasi tentang pengakuan masyarakat adat juga dilakukan melalui kegiatan ini, karena secara nasional, Masyarakat Adat diakui dan dilindungi konstitusi Indonesia melalui Pasal 18 B Ayat (2) dan Pasal 28 I Ayat (3) UUD 1945,dan Eksistensi Masyarakat Adat Kembali ditegaskan Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012.

Pembentukan Pengurus Kampung Doka Nata dihadiri pemerintah desa dan BPAN Kepulauan Aru

Ketua Terpilih PKam BPAN Doka Nata, Nahum Djerol dan seluruh anggota PKam BPAN Doka Nata bersama dengan BPAN Daerah Kepulauan Aru mengapresiasi dukungan dari Pemerintah Desa Doka Timur, Tetua Adat Doka Nata, serta seluruh Masyarakat Adat Doka Nata.

Tuhan dan Leluhur Doka Nata Memberkati PKam BPAN Doka Nata untuk menjadi garda terdepan dalam membela dan melindungi hak-hak Masyarakat Adat Doka Nata untuk masa depan Masyarakat Adat Doka Nata yang berkedailan.

Pemuda Adat Bangkit Bersatu Bergerak Mengurus Wilayah Adat.

Penulis :Dominggus Djolem
E-mail: Dominggusdjolem05gmail.com
Fb: @Dirlan Djolem
IG : @DirlanDjolem
Youtube:@Dominggus Djolem

Disunting oleh : CH

14 Februari di Kampung Limbungan

Matahari sudah tinggi. Angin bertiup perlahan, mengitari rumah-rumah adat di kampung Limbungan.

Di Limbungan, rumah-rumah adat berjejer indah. Atapnya terbuat dari ilalang. Dalam bahasa Sasak, ilalang disebut Re. Sementara, dindingnya terbuat dari Sideng atau tanah liat.

Di salah satu rumah, sudah berkumpul sejumlah generasi muda adat. Mereka semua dari kampung Limbungan. Mereka mengadakan Pertemuan Kampung (Perkam). Deklarasi Pengurus Kampung (PKam) BPAN Limbungan menjadi agenda utama Perkam. Di moment itu, dibentuk dan dilantik pengurus PKam BPAN Limbungan.

Ratnijah, hari itu, bangun pagi dengan semangat baru. Ia adalah pemuda adat kampung Limbungan. Usai menyelesaikan aktivitas di rumahnya, ia segera bergegas ke salah satu rumah adat di Limbungan. Di sana, sudah mulai terkumpul kawan-kawannya, sesama pemuda-pemudi adat Limbungan. Memang, di malam sebelumnya, Ratjinah dan teman-temannya sudah berkonsolidasi. Rumah Ratjinah, memang menjadi tempat nongkrong teman-teman di kampungnya. Sehingga, dengan mudah ia mengkoordiner dan meningatkan lagi kawan-kawannya.

Sekitar pukul 13.30 Wita, Ratjinah dan pemuda-pemudi adat Limbungan sudah terkumpul di salah satu rumah adat. Rumah tersebut merupakan rumah salah satu kawan pemuda adat, Haerun Nisak. Di situlah, Perkam dilaksanakan.

Hadir dalam Perkam itu, 11 orang pemuda-pemudi adat Limbungan. Mereka yaitu Ratnijah, Haerun Nisak, Satriawan, Amirun, Abdul Aziz, Suliadi, Sapardi, Suhaedi, Abdul Majdi, M.Haeruz Zamani, Muhibudin Ahyar dan Ismaedi.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Tetua adat Limbungan, Amag Irsasih dan DePAN Region Balinusra, Lalu Kesumayadi. Mereka menjadi saksi para pemuda-pemudi adat Limbungan berupaya menjaga dan membangun kampungnya.

Dalam musyawarah itu, para generasi muda adat Limbungan bersepakat untuk bergabung bersama BPAN. Mereka kemudian mendeklarasikan Pengurus Kampung (PKam) BPAN Limbungan sebagai wadah berkumpul dan berjuang bersama.

Musyawarah juga memutuskan struktur kepengurusan PKam BPAN Limbungan yang pertama. Posisi Ketua dipercayakan kepada Ratnijah, Sekretaris diserahkan kepada Satriawan, dan Bendahara dimandatkan kepada Haerun Nisak.

Lalu Kesumayadi dan Ketua Terpilih PKam BPAN Limbungan, Ratnijah.

Menurut Ratnijah, Ketua terpilih, BPAN tidah hanya menjadi wadah perjuangan tapi juga ruang belajar tentang masyarakat adat. Ini kemudian menjadi alasan dibentuknya PKam BPAN Limbungan.

“Karena BPAN Adalah Organisasi Sayap AMAN yang membela dan memperjuangkan Masyarakat Adat. Supaya kita tau hak-hak masyarakat adat dan bisa tetap terjaga adat istiadatnya” ucap Ratjinah.

Di antara rumah adat Limbungan, pengurus dan anggota BPAN Kampung Limbungan dikukuhkan dengan mengucapkan Janji Pemuda Adat. Prosesi ini dipimpin oleh Lalu Kesumayadi.

14 Februari 2021, menjadi hari bersejarah. Pemuda-pemudi komunitas adat Limbungan bertemu, bermusyawarah, dan mendeklrasikan BPAN Kampung Limbungan.

Di tempat lain di belahan bumi ini, 14 Februari dimaknai sebagai hari kasih sayang. Di Limbungan, 14 Februari menjadi hari kebangkitan pemuda-pemudi adat kampung Limbungan.

Penulis: Kalfein Wuisan

PENGURUS NASIONAL BPAN 2022-2026

KONTAK KAMI

Sekretariat BPAN, Alamat, Jln. Sempur, Bogor

officialbpan@gmail.com