Matahari sudah tinggi. Angin bertiup perlahan, mengitari rumah-rumah adat di kampung Limbungan.
Di Limbungan, rumah-rumah adat berjejer indah. Atapnya terbuat dari ilalang. Dalam bahasa Sasak, ilalang disebut Re. Sementara, dindingnya terbuat dari Sideng atau tanah liat.
Di salah satu rumah, sudah berkumpul sejumlah generasi muda adat. Mereka semua dari kampung Limbungan. Mereka mengadakan Pertemuan Kampung (Perkam). Deklarasi Pengurus Kampung (PKam) BPAN Limbungan menjadi agenda utama Perkam. Di moment itu, dibentuk dan dilantik pengurus PKam BPAN Limbungan.
Ratnijah, hari itu, bangun pagi dengan semangat baru. Ia adalah pemuda adat kampung Limbungan. Usai menyelesaikan aktivitas di rumahnya, ia segera bergegas ke salah satu rumah adat di Limbungan. Di sana, sudah mulai terkumpul kawan-kawannya, sesama pemuda-pemudi adat Limbungan. Memang, di malam sebelumnya, Ratjinah dan teman-temannya sudah berkonsolidasi. Rumah Ratjinah, memang menjadi tempat nongkrong teman-teman di kampungnya. Sehingga, dengan mudah ia mengkoordiner dan meningatkan lagi kawan-kawannya.
Sekitar pukul 13.30 Wita, Ratjinah dan pemuda-pemudi adat Limbungan sudah terkumpul di salah satu rumah adat. Rumah tersebut merupakan rumah salah satu kawan pemuda adat, Haerun Nisak. Di situlah, Perkam dilaksanakan.
Hadir dalam Perkam itu, 11 orang pemuda-pemudi adat Limbungan. Mereka yaitu Ratnijah, Haerun Nisak, Satriawan, Amirun, Abdul Aziz, Suliadi, Sapardi, Suhaedi, Abdul Majdi, M.Haeruz Zamani, Muhibudin Ahyar dan Ismaedi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Tetua adat Limbungan, Amag Irsasih dan DePAN Region Balinusra, Lalu Kesumayadi. Mereka menjadi saksi para pemuda-pemudi adat Limbungan berupaya menjaga dan membangun kampungnya.
Dalam musyawarah itu, para generasi muda adat Limbungan bersepakat untuk bergabung bersama BPAN. Mereka kemudian mendeklarasikan Pengurus Kampung (PKam) BPAN Limbungan sebagai wadah berkumpul dan berjuang bersama.
Musyawarah juga memutuskan struktur kepengurusan PKam BPAN Limbungan yang pertama. Posisi Ketua dipercayakan kepada Ratnijah, Sekretaris diserahkan kepada Satriawan, dan Bendahara dimandatkan kepada Haerun Nisak.
Menurut Ratnijah, Ketua terpilih, BPAN tidah hanya menjadi wadah perjuangan tapi juga ruang belajar tentang masyarakat adat. Ini kemudian menjadi alasan dibentuknya PKam BPAN Limbungan.
“Karena BPAN Adalah Organisasi Sayap AMAN yang membela dan memperjuangkan Masyarakat Adat. Supaya kita tau hak-hak masyarakat adat dan bisa tetap terjaga adat istiadatnya” ucap Ratjinah.
Di antara rumah adat Limbungan, pengurus dan anggota BPAN Kampung Limbungan dikukuhkan dengan mengucapkan Janji Pemuda Adat. Prosesi ini dipimpin oleh Lalu Kesumayadi.
14 Februari 2021, menjadi hari bersejarah. Pemuda-pemudi komunitas adat Limbungan bertemu, bermusyawarah, dan mendeklrasikan BPAN Kampung Limbungan.
Di tempat lain di belahan bumi ini, 14 Februari dimaknai sebagai hari kasih sayang. Di Limbungan, 14 Februari menjadi hari kebangkitan pemuda-pemudi adat kampung Limbungan.
Penulis: Kalfein Wuisan