Tujuh Sekolah Adat di Banten Kidul Dideklarasikan

Tanggal 28 Maret 2022 menjadi tanggal bersejarah bagi komunitas adat se-Banten Kidul. Di tanggal tersebut telah dideklarasikan 7 sekolah adat. Kegiatan ini difasilitasi oleh AMAN Daerah dan BPAN Daerah Banten Kidul yang bertempat di Kasepuhan Lebak Larang.

7 Sekolah Adat dibentuk dari 7 komunitas adat yang sebelumnya sudah melakukan musyawarah dengan lembaga adat di masing-masing komunitas. Sekolah adat yang terbentuk yakni Sekolah adat Kasepuhan Bayah, Kasepuhan Lebak Larang, Kasepuhan Lebak Binong, Mustika Adat Kasepuhan Karang Nunggal, Kasepuhan Cicarucub, Kasepuhan Cisitu, dan Kasepuhan Cisungsang.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh 3 (tiga) komunitas adat lain, yaitu Kasepuhan Ciherang, Kasepuhan Sinar Resmi, dan Suku Baduy. Selain itu, Pengurus Daerah juga mengundang Kepala Desa setempat, yaitu Kepala Desa Mekarsari, dan Pengawas UPT Pendidikan Kecamatan Cibeber.

Acara pembukaan Deklarasi sekolah adat se-Banten Kidul juga dimeriahkan oleh penampilan anak-anak peserta didik sekolah adat Kasepuhan Lebak Larang. Mereka menampilkan tari tradisional, angklung, dan pencak silat.

Para peserta bukan hanya dari kalangan pemuda saja, tapi juga ada dari kalangan para orangtua. Mereka sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini sampai malam hari.

“Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini dan saya banyak mengambil pelajaran terutama tentang kepengurusan dan pengelolaan sekolah adat dari komunitas-komunitas lain. Kami juga bertukar ide mengenai apa saja yang perlu diajarkan di sekolah adat dan bersama-sama memecahkan permasalahan atau kendala yang dihadapi di masing-masing komunitas,” ucap  Aang Anggra Haryana, Pemuda Adat Kasepuhan Lebak Binong.

Aang juga mengatakan bahwa momentum deklarasi ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi pemuda adat dari berbagai komunitas.

“Saya berharap ke depannya akan ada komunitas-komunitas adat lain yang berinisiatif untuk membentuk sekolah adat. Agar semakin banyak lagi generasi muda yang mau belajar tentang adat istiadat,” ungkapnya.

Dalam sambutannya, Perangkat Desa Mekarsari yang mewakili Kepala Desa Mekarsari mengapresiasi pembentukan Sekolah Adat yang diinisiasi oleh AMAN.  Menurutnya, hal ini sesuai dengan salah satu visi misi Kepala Desa yang ingin melestarikan adat istiadat dan budaya Masyarakat Adat.

“Dengan adanya sekolah adat mudah-mudahan bisa ngawengkuh anu tilu, nyaéta kedah tumut ka karuhun, taat ka agama, sareng ngawula ka pamaréntah (meliputi tiga hal, yaitu harus mengikuti leluhur, taat kepada agama, dan mengabdi kepada pemerintah),” ujarnya.

Bapak Yayan selaku Pengawas UPT Pendidikan Kecamatan Cibeber turut memberikan sambutan. Ia mengajak para baris kolot untuk senantiasa mendukung incu putu yang mau belajar adat. Ia juga mengajak sekolah formal terutama tenaga pengajarnya untuk ikut mendorong dan membantu sekolah adat.

“Pendidikan formal maju, pendidikan adat juga maju, jadi harus berbarengan. Karena mau siapa lagi, mau kemana lagi. Karena kan objeknya sama, anak-anak dan pemuda. Mari kita sama-sama melestarikan adat istiadat kita bersama”.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan ritual syukuran sekolah adat yang dipimpin langsung oleh Abah Ata selaku Ketua Adat Kasepuhan Lebak Larang.

Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari Deklarasi Sekolah Adat se-Banten Kidul, menghasilkan dua hal penting.  Pertama, masing-masing komunitas adat yang telah membentuk sekolah adat membuat kurikulum dan berkomitmen untuk menjalankannya. Kedua, menetapkan tanggal 28 Maret 2022 sebagai “Milangkala Sakola Adat Sa Banten Kidul”.

Dimulai dari Region Jawa, Kemah Adat Perkuat Solidaritas Antar Anggota dan Organisasi BPAN

“Yang menarik adalah setiap materi dalam kegiatan ini disampaikan dengan santai dan menyenangkan, serta lebih mudah dipahami oleh peserta. Seperti pada saat pembahasan statuta dan manifesto, pembahasan yang biasanya sangat berat, dapat berjalan begitu santai dan menyenangkan. Meski begitu, esensinya tetap ada dan membuat peserta juga menjadi lebih aktif”, tutur Sucia.

Nama lengkpanya, Sucia Lisdamara Yulmanda Taufik. Ia adalah salah satu peserta Kemah Adat Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Region Jawa. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Adat Pesinauan Osing, Banyuwangi, Jawa Timur, pada tanggal 11-17 Oktober 2021. Peserta kegiatan ini terdiri dari para pemuda-pemudi adat dari Pengurus Daerah (PD) BPAN Osing dan PD BPAN Banten Kidul.

Sebagai Ketua PD BPAN Banten Kidul, Sucia sangat bersemangat mengikuti kemah adat yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan Jambore Nasional IV BPAN. Menurutnya, kegiatan ini begitu menarik dan para peserta menerima banyak sekali materi yang sangat penting dan berguna.

“Banyak sekali, ada materi tentang jati diri, ancaman dan tantangan Masyarakat Adat, dll. Kita juga belajar membuat ketupat, jelajah wilayah adat Osing, nonton bareng film Masyarakat Adat, dan konsolidasi regional membahas statuta dan manifesto. Selain itu juga ada malam solidaritas yangg berisi penampilan-penampilan dari peserta,” ungkap Sucia.

Sucia Lisdamara Yulmanda Taufik

Ketua Umum BPAN, Jakob Siringoringo yang turut hadir dan menjadi fasilitator di kemah adat tersebut, menyampaikan bahwa kemah adat menjadi ruang para pemuda adat belajar bersama untuk memperkuat organisasi BPAN.

“Kemah Adat menjadi salah satu rangkaian kegiatan Jamnas IV untuk mempererat solidaritas antaranggota BPAN, baik di satu wilayah pengorganisasian maupun antarwilayah pengorganisasian di dalam satu region. Kesempatan kemah adat juga menjadi ruang yang tepat bagi BPAN untuk melakukan konsolidasi di region,” ucap Jakob.

Jakob Siringoringo

Sucia yang berasal dari Banten Kidul, bercerita soal hal penting yang didapatkannya saat mengikuti kemah. Terlebih hubungan dengan para pemuda adat asal Osing yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan.

“Hal yang paling membekas itu, kebersamaan kekeluargaan dan gotong royongnya. Jadi kita kan dari Banten kidul, itu baru pertama kali kenal, baru pertama kali ketemu dengan BPAN Osing, tapi rasanya kita kayak udah kenal lama. Mereka juga sangat baik menyambut, menjamu kita dengan baik itu dan tidak ada perbedaan di sana. Ini BPAN Banten kidul, ini BPAN Osing, kita semua berbaur di sana. Sama-sama udah seperti keluarga. Kegiatannya juga seru seru, asik”.

Ia berharap tali silahturahmi yang telah terjalin antaranggota BPAN di region Jawa tetap abadi dan kebersamaan saat Kemah Adat dapat terulang kembali.

“Semoga kita BPAN region Jawa khususnya silaturahmi kita nggak terputus sampai di sini aja, tapi akan terus berjalan selamanya meskipun dipisahkan oleh jarak yang jauh tapi silaturahmi kita harus dapat terhubung dan harus selalu dekat gitu. Dan saya harap juga kedepannya kita bisa berkumpul lagi dengan kegiatan-kegiatan lain dan semoga acara ini acara kemah raya dan konsolidasi ini dapat memberikan manfaat untuk kita kedepannya dan bisa lebih memajukan organisasi BPAN,” tutup Sucia.

Kalfein Wuisan

Terobosan dan Semangat Baru, Dilahirkan BPAN Daerah Banten Kidul

Ada sebuah pondok di antara pepohonan di wilayah adat Kasepuhan Cicarucub. Pondok ini menjadi saksi sejarah yang digoreskan generasi muda adat Banten Kidul. Di sana mereka menggelar konsolidasi dalam bentuk Pertemuan Daerah (Perda) generasi muda adat Banten Kidul. Dalam Perda itu, Pengurus Daerah (PD) Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Banten Kidul dideklarasikan.

Cia salah satu dari banyak generasi muda adat Banten Kidul yang hadir di kegiatan itu. Ia kemudian terpilih menjadi Ketua pertama BPAN Daerah Banten Kidul.

Nama lengkapnya Sucia Lisdamara Yulmanda Taufik. Sapaan akrabnya Cia. Ia pemudi adat asal komunitas Kasepuhan Bayah.

Di hari di mana kegiatan Perda berlangsung, Cia begitu bersemangat. Sejak matahari belum terlalu lama naik, ia sudah mempersiapkan diri. Sekitar jam 9, ia berangkat bersama adiknya, Genta Galih, ke lokasi Perda. Sepeda motor menjadi tunggangan mereka ke sana.

Cuaca hari itu cukup cerah. Perjalanan mereka pun begitu mengasyikkan. Berkendara menggunakan motor, membuat mereka mampu berinteraksi langsung dengan angin dan udara khas pegunungan di wilayah adat yang terjaga. Pemandangan indah menjadi teman mereka sampai ke tempat kegiatan.

Usai berkendara selama satu jam, mereka sampai di lokasi kegiatan di Lebak Damar, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. Di sana, rupanya angin bertiup cukup kencang. Udaranya pun dingin. Kondisi ini sangat khas daerah pegunungan.

“Cuaca pada saat itu lumayan cerah. Tapi karena lokasi berada di pegunungan, angin di sana cukup kencang dan udaranya sangat dingin,” ucap Cia.

Ia begitu bahagia bisa tiba dengan selamat dan menikmati langsung keindahan tempat tersebut. Apalagi bertemu dengan banyak pemuda-pemudi adat se-Banten Kidul dan mendeklarasikan BPAN, membuat kebahagiaanya semakin lengkap.

Cia rupanya mulai terlibat secara aktif dalam perjuangan Masyarakat Adat sejak tahun 2017. Ia kemudian mengenal BPAN saat sering mengikuti kegiatan Aliansi Masyrakat Adat Nusantara (AMAN). Dalam aktivitas itulah, ia tahu bahwa AMAN punya organisasi sayap khusus untuk pemuda-pemudi adat. Ia juga mengikuti akun media sosial BPAN. Di situ pula ia tahu banyak informasi mengenai BPAN.

Hal-hal ini, ternyata juga yang mendorong Cia bersemangat bergabung dengan BPAN.

“Pemuda adat harus bergabung bersama BPAN karena bukan hanya ilmu dan pengalaman yang didapat, pemuda adat juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensinya dan mengabdi kepada kampung,” ujar Cia.

Ia dan pemuda pemudi adat Banten Kidul kemudian menghabiskan waktu selama 3 hari, sejak tanggal 19-21 Februari, mengikuti Perda BPAN Daerah Banten Kidul dan mendeklarasikan BPAN di sana.

Perda ini diikuti oleh 35 orang pemuda-pemudi adat dari beberapa komunitas adat se-Banten Kidul. Turut hadir pula, para tetua adat dari bebagai komunitas. Iwan Kastiwan sebagai Juru Basa dari Kasepuhan Bayah, Henriana Hatra sebagai Wakil Abah  dari Kasepuhan Cisungsang, Lili Herdiana sebagai Wakil Abah dari Kasepuhan Ciherang, Mulyana sebagai Jaro Pamarentah dari Kasepuhan Cicarucub, dan Rozak Nurhawan sebagai Wakil Abah dari Kasepuhan Urug.

Dalam Perda itu, ada beberapa agenda yang dilaksanakan. Pelatihan Kader Pemula BPAN menjadi agenda awal yang dilangsungkan di hari pertama dan kedua. Sesi ini difasilitasi oleh Rozak Nurhawan selaku DAMANDA Banten Kidul dan Henriana Hatra selaku Sekretaris PD AMAN Banten Kidul.

Di hari ketiga, dilaksanakan agenda selanjutnya yakni musyawarah dan deklarasi PD BPAN Banten Kidul. Hasil musyawarah memutuskan stuktur kepengurusan PD BPAN Banten Kidul yang pertama. Cia atau Sucia Lisdamara Yulmanda Taufik dimandatkan sebagai Ketua, Gia Khairul Azmi sebagai Sekretaris, dan Irfan Irawan sebagai Bendahara. Mereka kemudian dikukuhkan sebagai pengurus dengan mengucapkan Janji Pemuda Adat.

Cia menerima Bendera BPAN setelah dikukuhkan sebagai Ketua BPAN Daerah Banten Kidul

Para tetua adat yang hadir turut memberikan pesan dan motivasi bagi kepengurusan yang baru terbentuk. Lili Herdiana selaku tetua adat dari Kasepuhan Ciherang, secara khusus mengapresiasi terpilihnya pemudi adat sebagai Ketua BPAN Daerah Banten Kidul. Ini menurutnya menjadi sebuah terobosan dan semangat baru yang dilahirkan BPAN Daerah Banten Kidul.

“Tentu saja ini sebuah terobosan dan semangat baru, seorang kader pemuda perempuan terpilih menjadi Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara Daerah Banten Kidul. Saya berpesan agar organisasi ini dapat menjadi wadah pemersatu dan silaturahim pemuda-pemudi adat kasepuhan, dan mampu memberikan kontribusi besar terhadap kerja-kerja organisasi dalam gerakan Masyarakat Adat di Banten Kidul,” pesan Lili Herdiana.

21 Februari 2021 menjadi tanggal yang tak terlupakan bagi Cia dan para pemuda-pemudi adat lain yang berikrar dan mendeklrasikan BPAN Daerah Banten Kidul.

“Menurut saya, BPAN harus membentuk banyak pengurus di daerah karena daerah merupakan basis massa komunitas adat, dan agar komunitas-komunitas adat dapat terorganisir dengan baik. Selain itu, adanya BPAN di daerah dapat menjadi wadah berkumpul para pemuda adat dan dapat merekrut banyak pemuda adat agar bisa bersatu mengurus kampung,” tutup Cia.

Di akhir kegiatan, mereka berfoto bersama. Pohon-pohon tinggi menjulang, menjadi latar yang penuh makna.

Penulis: Kalfein Wuisan

PENGURUS NASIONAL BPAN 2022-2026

KONTAK KAMI

Sekretariat BPAN, Alamat, Jln. Sempur, Bogor

officialbpan@gmail.com