“Pesan bagi pemuda adat yang hadir adalah agar generasi muda bisa menjadi kader pemula maupun kader penggerak dalam mempertahankan adat leluhur kita”, ucap Rian sambil mengulang kembali pesan tetua adat yang didengarnya.
Menurut Rian, suara para tetua adat saat bicara begitu lantang. Suara mereka mampu mengalahkan suara ombak yang pecah di pinggir pantai Siuri.
5 Februari 2021, angin berhembus lembut di sekitar pantai. Langit pun begitu cerah. Kondisi ini membuat Rian dan sejumlah generasi muda adat Pamona asyik berkegiatan di Pantai Siuri. Mereka sedang melaksanakan Pertemuan Daerah (Perda) sebagai ruang konsolidasi pemuda-pemudi adat Pamona.
Hari itu, menjadi hari bersejarah bagi pemuda-pemudi adat Pamona. Ombak dan angin di pantai Siuri menjadi saksi upaya mereka sebagai penerus Masyarakat Adat.
Pantai Siuri terletak di wilayah adat Komunitas Pu’umboto di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Komunitas Pu’umboto sendiri merupakan bagian dari Suku Pamona. Komunitas ini terkenal dengan kuliner khasnya, Inuyu atau nasi bambu.
Rian Rifandry Mohama, nama panggilannya Rian. Ia dan belasan pemuda-pemudi adat Pamona hadir di kegiatan Perda yang dilaksanakan di pantai Siuri. Turut hadir pula dalam Perda itu para tetua adat dan perwakilan Pengurus Daerah (PD) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Poso.
Dalam Perda itu, dilaksanakan beberapa agenda penting. Pertama, pendidikan kader pemula. Kedua, pembentukan Pengurus Daerah (PD) Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Daerah Pamona.
Dalam musyawarah pembentukan PD BPAN Pamona, terpilih Rian Rifandry Mohama sebagai Ketua. Ia menjadi Ketua pertama BPAN Daerah Pamona. Dalam kepengurusannya, ia didampingi oleh Sam Gulinda sebagai Sekretaris dan Yuyun Ombo sebagai Bendahara.
Rian memang begitu bersemangat untuk bergabung dengan BPAN. Ia terinpirasi dengan perjuangan BPAN dan AMAN. Menurutnya, pemuda adat Pamona harus bergabung dengan BPAN karena pemuda adat adalah Masyarakat Adat itu sendiri.
“Pemuda adat merupakan Masyarakat Adat itu sendiri dan harus menjadi barisan pemuda adat untuk bertanggung jawab mengembangkan serta menyelesaikan setiap permasalahan budaya adat yang ada di wilayahnya,” tuturnya.
Bagi Rian ini menjadi kredo pemuda-pemudi adat Pamona dalam perjuangan Masyarakat Adat.
Rian menjadi salah satu dari sekian banyak generasi muda adat anggota BPAN yang percaya bahwa perjuangan BPAN akan semakin kokoh apabila tiang-tiang organisasi BPAN terus ditancapkan di seluruh penjuru nusantara. Upaya ini, menurutnya, membuat perjuangan BPAN semakin kuat.
“BPAN bisa berdiri kokoh sebagai satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dari Masyarakat Adat itu sendiri dan bisa menjadi kader penggerak dalam mempertahankan adat leluhur di daerah masing-masing,” tegasnya.
Pengurus dan anggota BPAN Daerah Pamona mendeklrasikan diri menjadi bagian dari perjuangan BPAN. Mereka kemudian dikukuhkan dengan mengucapkan Janji Pemuda Adat.
Seperti Deru Ombak Pantai Siuri yang mampu menghancurkan karang, seperti itu pula komitmen mereka menjaga wilayah adatnya.
Penulis: Kalfein Wuisan